Rabu, 05 Januari 2011

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Defenisi

Anemia Defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron stirage) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Etiologi
Anemia defisiensi besi (ADB) dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbs, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari :
Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, Kanker Lambung, Kanker Kolon, Divertikulosis, Hemoroid dan Infeksi Cacing Tambang.
Saluran Genetalia perempuan : Menorrhagia dan Metrorhagia
Saluran Kemih : Hematuria
Saluran Nafas : Hemoptoe
Faktor Nutrisi : akibat berkurangnya jumlah besi total dalam makanan. Atau kualitas besi total dalam makanan, atau kwalitas besi (Bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, Rendah vitamin C, dan rendah daging)
Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
Gangguan absorbsi besi : Gastrektomi, tropical sprue atau colitis kronik

Patogenesis
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi makin menurun. Jika cadangan besi menurun. Keadaan ini desebut iron depleted state ataunegative iron balance . keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi pada usus dan pengecatan pada sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi.Apabila keadaan besi terus menerus menuran maka akan timbul anemia hipokromik mikrositer.

Gejala Klinis Khas Pada ADB

  • Koilonychia : kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
  • Atropi Papil Lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
  • Stomatitis Angularis (Cheilosis) : Ada keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
  • Disfagia : Nyeri Menelan Karena kerusakan epitel hipofaring
  • Atropi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhlorida
  • Pica : keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti : tanah liat, lem dll

Pemeriksaan Laboratorium
  • Kadar Hemoglobin dan Indeks Eritrosit
  • Konsentrasi Besi Serum menurun pada ADB dan TIBC meningkat
  • Feritin Serum merupakan indicator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentu
  • Protofirin merupakan bahan antara dan pembentukan Heme
  • Kadar reseptor transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besi
  • Sumsum Tulang menunjukkan Hiperplasia Normoblastik ringan sampai sedang Dengan Normoblas Kecil Kecil
  • Studi Ferokinetik
  • Perlu Dilakukan untuk mencari penyebab Anemia Defisiensi Besi


Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat.
Terdapat 3 Tahap terhadap diagnosis ADB
Mengukur Hemoglobin dan Hematokrit
Secara Laboratorium
Anemia Hipokromik Mikrositer
MCV <80 fl
MCH <30 fl
Dua dari 3 Parameter dibawah ini :
  • Besi Serum <50 mg/dl
  • TIBC >350 mg/dl
  • Saturasi Transferin <15%

Feritin Serum <20 mg/l
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perl’s Stain) menunjukkan cadangan besi besi (butir – Butir Hemosiderin) negatif
Dengan pemberian Sulfas ferosus 3x 200 mg/hari (atau preparat besi setara yang lain) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hemoglobin lebih dari 2g/dl.
Mencari Penyebab Anemia defisiensi Besi

Diagnosis Banding
Anemia Penyakit Kronis
Thalasemia
Anemia Sideroblastik

Terapi
Terapi Kausal
Terapi terhadap penyebab perdarahan. Misalnya pengobatan cacing tambang, pengobatan Hemoroid, pengobatan menorghia. Terapi kausal harus dilakukan, kalau tidak anemia akan kambuh kembali

Terapi Besi Oral
Terapi besi oral merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif , murah dan aman. Preparat yang tersedia adalah (sulfas ferosus) merupakan preparat pilihan pertama oleh karena paling murah dan paling efektif
Dosis Anjuran adalah 3 x 200 mg
Preparat Lain :
  • Ferrous gluconate
  • Ferrous fumarat
  • Ferrous lactate
  • Ferrous succinate

Pengobatan 3 – 6 Bulan dan Untuk Efektivitas Penyerapan besi diberikan preparat Vit C

Terapi besi parenteral
Terapi besi parenteral sangat efektif tetapi mempunyai resiko lebih besar dan harganya mahal.
Indikasi terapi besi parenteral
Intoleransi terhadap pemberian besi oral
Kepatuhan terhadap obat yang rendah
Gangguan pencernaan seperti colitis ulseratif yang dapat kambuh jika diberikan besi
Penyerapan besi terganggu
Keadaan dimana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup di kompensasi oleh sediaan oral
Kebutuhan besi yang banyak dalam waktu pendek

Pengobatan lain :
Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani
Vitamin C :  diberikan 3x100 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi
Transfusi darah : ADB jarang memerlukan transfuse darah.


Referensi :

Sudoyo, Aru W, Setiyohhadi, Bambang, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakrata : Penerbit Buku Kedokteran FK UI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar